Kecanduan Gawai Bisa Buat Emosi Anak Tidak Stabil
Penggunaan gawai yang berlebihan oleh anak merupakan satu hal yang disoroti oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Ketika seorang anak sudah kecanduan gawai, salah satu dampak buruk yang mungkin terjadi adalah emosinya menjadi tidak stabil.
Sitti Hikmawatty, Komisioner Bidang Kesehatan dan NAPZA KPAI mengungkapkan, pihaknya sudah pernah menerima kasus dengan masalah kecanduan gawai.
"Anak itu saking kecanduannya, ketika gawainya tidak ada dia langsung tantrum, mengamuk," ungkap Sitti.
Sitti menemukan jawaban mengejutkan dari pasien tersebut ketika diberi pertanyaan: "Bagaimana perasaanmu jika gawai diambil?"
Pasien itu menjawab bahwa dia menjadi benci terhadap ibunya sendiri bahkan ada perasaan ingin membunuhnya.
"Karena itu kami berikan pemahaman, balita tidak boleh (menggunakan) gawai. Karena pola tumbuh kembangnya, belum siap kena radiasi dan pola tumbuh kembangnya berbeda," kata Sitti.
Sitti juga mengungkapkan salah satu dampak buruk dari penggunaan gawai adalah tidak optimalnya perkembangan gerakan bola mata anak karena terlalu terpaku pada layar.
Sementara untuk remaja, Sitti menyarankan agar penggunaan gawai sebaiknya dibatasi satu jam saja. Ketika gawai digunakan berlebihan, kemampuan anak untuk bertumbuh kembang menjadi berkurang. Dalam jangka panjang, kualitas seorang anak menjadi tidak optimal.
Dokter spesialis anak, Meita Dharmayanti mengatakan, sudah banyak berbagai penelitian yang menemukan bahwa pemakaian gawai berlebihan berpengaruh pada kondisi mental dan emosional anak.
"Dari penelitian yang saya lakukan pada anak-anak remaja usia sekolah, anak yang terkena adiksi gawai, hampir 30 persen berisiko lebih tinggi mengalami masalah mental dan emosional," kata Meita.
0 komentar:
Posting Komentar